">

Sunday 9 February 2014

READY STOK BERIMBUHAN

KALI INI KAMI MEMBUAT JUALAN BARANG KEMAS BERDESIGN...





LOCK DIGROUP DIAZGOLD

-Setiap gram akan menerima diskaun rm5/g


STOK TERHAD .. CEPAT

BERITA EMAS TAHUN 2014







Liputan6.com, New York : Harga emas mencatatkan penurunan tahunan terparahnya dalam 30 tahun terakhir di penghujung 2013. Meski begitu, emas tampaknya akan kembali menguat pada 2014 mengingat adanya beberapa peluang potensial.

Namun seperti dikutip dari International Business Times, Kamis (2/1/2014), hingga saat ini prediksi pergerakan harganya masih belum jelas.

Banyak analis memprediksi harga logam mulia tersebut akan bergerak di kisaran US$ 1.150 per ounce hingga US$ 1.250 per ounce.

Bahkan sebagian lainnya memprediksi harga emas dapat merosot parah hingga menyentuh US$ 1.000 hingga US$ 1.400 per ounce.

Sementara jika harganya jatuh lebih rendah dari US$ 1.000 per ounce, banyak investor yang akan menghindari logam tersebut. Tetapi angka tersebut tak akan tersentuh jika sejumlah pembeli baru muncul.
Meski demikian masih ada beberapa analis yang optimis harga emas bergerak menguat ke level US$ 1.400 per ounce dalam waktu dekat.

Menurut analis logal HSBC Holdings James Steel, data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang baru saja dirilis ternyata tak mampu meningkatkan harga emas.
Yield obligasi bertenor 10 tahun yang merupakan kunci suku bunga acuan AS dapat menekan harga emas ke level yang lebih rendah.

Pedagang komoditas CPM Group Carlos Sanchez mengaku cukup optimis dengan harga emas di 2014. Dia tidak melihat kemungkinan pergerakan hargake level US$ 1.100 per ounce.
Data pertumbuhan ekonomi yang luar biasa, dan pasar saham yang melonjak kuat pada 2013 akan menyebabkan pergerakan yang sederhana pada 2014. Artinya, kondisi tersebut potensial bagi penguatan harga emas.

Sayangnya, para investor terlihat akan lebih memilih berinvestasi saham dalam kondisi ekonomi yang baik tersebut. Pemilihan kongres pada pertengahan 2014 juga akan menjadi faktor yang mempengaruhi harga emas mengingat ketidakpastian politik dan kekhawatiran utang AS selalu berdampak pada pasar emas.

Namun sebelum sampai ke situ, para investor akan terlebih dulu mengamati penjualan emas pada tahun baru China. Pasalnya, pada tanggal tersebut para penduduk China ramai-ramai memborong emas. Tak heran, Negeri Tirai Bambu tersebut dapat menggeser India sebagai konsumen emas terbesar di dunia tahun ini.

Namun ekspor emas dari Hong Kong ke China baru-baru ini merosot hingga 42%. Hal itu dimungkinkan karena China tengah bersiap memborong lebih banyak emas tahun ini saat harganya merosot.

Tahun baru China jatuh pada 31 Januari 2014. Namun jika harga emas tak naik secara signifikan, artinya tekanan terhadap nilai jualnya akan semakin besar.
India yang menjadi konsumen terbesar emas tahun lalu terbukti gagal mendorong harga emas. Pemerintahnya mengambil keputusan untuk membatasi harga emas dan membuat penduduknya beralih ke perak.

Akan tetapi, pengaruh penarikan dana stimulus Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) diprediksi dapat mendorong harga emas.

Akhirnya, analis sekuritas ETF Securities Mike McGlone mengatakan, harga emas tak akan mempengaruhi pergerakan logam lainnya.(Sis/Nrm)